Selasa, 07 Oktober 2008

MEMBANGUN PLURALISME MELALUI SASTRA

Ada wacana yang menarik yang muncul pada saat dialog antara guru dan siswa SMK TI Tegalrejo Magelang dengan 20 penulis internasional pada Agustus 2007 tentang pentingnya membudayakan sastra dalam masyarakat sebagai penguat moral dan jawaban atas berbagai konflik yang mengatasnamakan agama.Terence Ward, seorang penulis Amerika yang telah menelurkan karya emasnyaThe Hidden Face of Iran mengatakan bahwa sangatlah signifikan keberadaan sastra untuk mentransformasikan nilai - nilai kemanusiaan yang lebih universal kepada masyarakat demi membangun toleransi dan juga pluralisme.
Diskusi serupa juga menjadi penghangat pemikiran saat diselenggarakan Gelar Budaya di SMA Islam Secang yang dihadiri oleh berbagai elemen pemuda. Kebanyakan generasi muda sepakat bahwa satu - satunya jalan yang bisa menyelamatkan dunia dari perpecahan adalah toleransi dan semangat pluralisme. Sebuah kesadaran untuk saling menerima dan semangat untuk membangun tatanan dunia baru yang lebih tentram, sejahtera, dan jauh dari banjir darah, kebencian, dan dentuman bom.
Berbicara tentang pluralisme, tentunya kita juga tak lepas dari dunia sastra yang memang secara alamiah memuat nilai - nilai kemanusiaan dan aspek universalitas yang memungkinkan dirinya untuk menjadi agen pendorong terciptanya masyarakat multietnik yang pluralis. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana kita membudayakan sastra dalam masyarakat yang semakin jauh dari kesadaran estetik dan etik dan cenderung bersifat materilaistik individualistik. Mungkin kita harus mulai dari pribadi kita sebagai unit terkecil dari masyarakat dunia.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda